Pemkab Natuna Kenalkan Budaya Dari Panggung Panggung Desa Untuk Generasi Muda

- 1 November 2023, 18:24 WIB
Tari Zapin Di Kabupaten Natuna
Tari Zapin Di Kabupaten Natuna /Detaksumut / Dok. Istimewa/

DETAKSUMUT.ID - Sejatinya melestarikan budaya daerah dengan cara menggelar pentas kesenian dari panggung ke panggung dan dari desa ke desa untuk lebih mengenal akan indahnya budaya Nusantara

Upaya itu pun dilakukan pemerintah Kabupaten Natuna Kepulauan Riau, melihat kondisi budaya yang perlahan mulai tergerus akibat kemajuan teknologi yang tidak digunakan untuk hal yang positif oleh masyarakat.

Baca Juga: BKN Apresiasi Bareskrim Polri Atas Pelimpahan Kasus Panji Gumilang Tahap 2 Ke Kejari Indramayu

Kecanggihan teknologi membuat masyarakat Natuna, terutama generasi muda, banyak yang lupa bahkan tidak mengetahui sama sekali budaya lokal mereka.

Generasi muda hari ini terlalu asyik dengan kecanggihan teknologi informasi, mereka cenderung menghabiskan waktu dan tenaga dengan menikmati hiburan dari teknologi melalui telepon pintar, seperti game dan tontonan yang sama sekali tidak ada unsur budaya daerah.

Baca Juga: Viral Jembatan Air Berusia Satu Abad Menjadi Distenasi Wisata Alam Bersejarah Bagi Masyarakat Sumbar

Padahal Natuna memiliki banyak warisan budaya dari leluhur yang mengandung nilai kehidupan yang tetap aktual dengan kondisi saat ini.

Kondisi demikian dinilai membahayakan masa depan dari kebudayaan di daerah itu. Potensinya hilang, bahkan budaya-budaya lokal oleh diambil dan diklaim oleh negara-negara tetangga.

Baca Juga: Bupati: GSMS Selaras Dengan Tema Pembangunan Kabupaten Sijunjung Yakni Culture Diversity

Pasalnya, Natuna merupakan daerah yang terletak dekat dengan negara-negara yang memiliki latar belakang dan suku yang sama.

Jika suatu daerah kehilangan kebudayaannya maka hilanglah identitas atau ciri khas dari daerah itu sendiri, sebab budaya merupakan suatu pembeda antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Natuna Indra Joni mengatakan panggung seni tersebut bernama dendang piwang.

Baca Juga: Ayo Ketahui 17 Tanda Kelebihan Gula Dalam Tubuh Anda, Ini Penjelasnya


Pentas seni yang sudah dilakukan selama sembilan kali itu digelar pada malam hari di beberapa desa. Pesertanya merupakan para pelajar dan masyarakat dari wilayah setempat.

Tujuan utama dari pementasan adalah untuk memperkenalkan kepada generasi muda dan masyarakat umum akan warisan budaya dari desa masing-masing.

Budaya merupakan komponen penting dalam kehidupan bermasyarakat, selain untuk hiburan, di dalam budaya juga terdapat pelajaran kehidupan.

Baca Juga: Hadiri Haul Kakek, Ganjar Pranowo Ucapkan Terima Kasih pada Gus Muwaffiq

Melestarikan budaya merupakan tugas bersama. Oleh karena itu Pemkab Natuna meminta setiap desa mengalokasikan anggaran desa untuk kegiatan-kegiatan kesenian.

Anak-anak dan pegiat seni harus diberikan ruang untuk mereka mengasah kemampuan.

Selain Pemerintah, melestarikan budaya juga merupakan tugas masyarakat. Warga yang memiliki anak harus bisa mengontrol anak dalam menggunakan teknologi serta mengarahkan mereka mempelajari budaya daerah.

Dengan demikian potensi hilangnya identitas daerah bisa dihindari.

Pemkab Natuna juga mengusulkan 15 tradisi budaya di daerah itu menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) nasional.

Baca Juga: Lagu Wirang Denny Caknan Trending Di You Tube Music, Ini Lirik Lagu dan Terjemahannya

Upaya itu dilakukan agar budaya di Natuna tidak diambil oleh daerah dan negara-negara tetangga.

Disdikbud Natuna mencatat ke-15 tradisi budaya itu adalah tabel mando, tabel aghok, kernas, cikung midoi, pedek, silong, makan bedulong, kuah tige, tika paca, giambong, suluk Natuna, berdah Natuna, hadrah Natuna, muhibah ramadhan, dan ngejik kitak.

Saat ini empat warisan budaya Natuna sudah terdaftar menjadi WBTB Nasional, yakni gasing, mendu, langlang buana, dan betingkah alu selesung

Editor: Fadhlur Rahman Ahsas

Sumber: Antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah