Relawan Ganjar-Mahfud di Sumut Sebut Kasus Boyolali Kembali Coreng Demokrasi

- 4 Januari 2024, 19:43 WIB
Relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Sumatera Utara mengutuk keras kasus kekerasan di Boyolali, Jawa Tengah yang menimpa masyarakat.
Relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Sumatera Utara mengutuk keras kasus kekerasan di Boyolali, Jawa Tengah yang menimpa masyarakat. /Detaksumut/Dok. Istimewa /

DETAKSUMUT.ID - Relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Sumatera Utara mengutuk keras kasus kekerasan di Boyolali, Jawa Tengah yang menimpa masyarakat. Pasalnya kejadian tersebut melibatkan sejumlah oknum TNI yang sejatinya menjadi pelindung dan pengayom bagi rakyat.

Koorsinator Front Demokrasi Sumatera Utara (FDSU), Jhony Sitompul menyebutkan kasus represifitas oknum aparat TNI kepada relawan Ganjar-Mahfud menambah catatan kekerasan terkait kebebasan berpendapat dan berekspresi di Indonesia. Apalagi hingga menyebabkan seseorang meninggal dunia.

Baca Juga: Polemik Pemindahan Acara 'Desak Anies', Ini Tanggapan Timnas Amin dan Bupati Tanah Datar

"Ini seakan menjadi pesan 'teror' bagi demokrasi di Indonesia. Apalagi ini momentum Pemilu yang sangat penting bagi negara, dalam menjaga stabilitas dan keamanan, khusunya terhadap kebebasan berekspresi kita," ujar Jhony.

Pihaknya menilai bahwa, apa yang dilakukan oleh rekan-rekan mereka di Jawa Tengah sebagai sesama relawan pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 3, adalah bentuk ekspresi sekaligus semangat perjuangan untuk mengkampanyekan Ganjar-Mahfud.

"Kita menilai bahwa konvoi kendaraan bermotor tidak hanya ada di Boyolali. Bahkan di Sumatera Utara sendiri, itu juga bisa ditemui. Termasuk daerah-daerah lain. Apalagi ini masa Pemilu, tentu euforia itu biasa terjadi," ungkapnya.

Baca Juga: Pengamat Sarankan Evaluasi SKTT PPPK Guru di Langkat, Buka Ruang Indikasi 'Kesalahan dan Kecurangan'

Sehingga tindakan kekerasan yang menimpa para relawan Ganjar-Mahfud menurut pihaknya, tidak hanya proses hukum kepada para pelaku oknum TNI, tetapi juga secara institusi, Panglima TNI maupun Kapolri, harus menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk lebih bersikap tenang dan tidak perlu represif.

"Seakan menjadi pertanyaan kita, kenapa seolah keberadaan geng motor yang marak dan meresahkan masyarakat, tidak pernah kita tahu ada tindakan se-represif itu. Namun ketika ada momentum politik dan demokrasi, justru malah muncul hall-hal begini," kesalnya.

Halaman:

Editor: Fauzaki Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah