Piramida Toba: Riset Sensasional di Pusat Pemerintahan Sisingamangaraja XII

- 12 Oktober 2023, 12:01 WIB
Penampakan struktur berbentuk piramid di bukit di kawasan Toba, Sumut.
Penampakan struktur berbentuk piramid di bukit di kawasan Toba, Sumut. /Dok. Danny Hilman Natawidjaja/

DETAKSUMUT.ID - Pengamat Sosial Budaya, Lusius Sinurat, SS, M.Hum melalui tulisan ilmiah nya menyampaikan Piramida Toba : Riset Sensasional di Pusat Pemerintahan Sisingamangaraja XII

Menurutnya, kaum intelektual kita memang unik. Tak seidkit professor dan para peneliti justru lebih menyukai sensasi ketimbang fakta-fakta akademisi. Demikianlah Prof. Danny Hilman Natawidjaya, peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN yang berani mengatakan bahwa sebuah gundukan bukit di Bakkara sebagai “Piramida Toba” tanpa meneliti secara mendalam terlebih dulu.

Piramida

Prof Danny ini seorang geolog, bukan arkeolog. Tapi ia justru berani menyimpulkan sesuatu yang semestinya diteliti oleh seorang arkeolog. Bukan hanya istilah “Piramida Toba”, dalam kurun tahun 2011-2013 ia juga menyematkan istilah “Piramida” untuk Gunung Padang, Gunung Sadaurip Garut dan Gunung Lalakon Bandung. Faktanya, tak satupun arkeolog yang berani menyebut “piramida” untuk ketiga gunung tersebut.

Dalam riset Gunung Padang, misalnya, Nicholaas J. Krom sebagai orang pertama yang mengidentifikasi dan melaporkan keberadaan situs Gunung Padang (Rapporten van de Oudheid kundige Dienst, 2014) tak pernah menyebut Gunung Padang sebagai piramida.

Begitu juga dengan arkeolog Lufti Yondri (Balai Arkeologi Bandung) malah menegaskan bahwa Gunung Padang hanyalah situs megalitikum dari masa 117-45 SM. (Irfan Teguh. “Gunung Padang Bukanlah Piramida", tirto.id).

Hingga kini Prof. Danny tak kunjung berhasil membuktikan bahwa Gunung Padang adalah sebuah piramida. Ia justru menimbulkan hura-hara ditengah masyarakat lewat spekulasi irrasionalnya. Ada yang bilang situs Gunung Padang itu sebagai petilasan Raja Sulaiman, kota Atlantis yang hilang, dst.


Piramida Toba

Disaat keberadaan “Piramida” Gunung Padang belum juga terbukti, Prof. Danny tiba-tiba mengumumkan penemuan barunya bernama “Piramida Toba” untuk sebuah perbukitan di Bakkara, Humbang-Hasundutan tanpa melakukan riset arkeologis yang mendalam untuk mendukung klaimnya itu. Ini menjadi alasan mengapa saya sangat meragukan integritas keilmuan Prof Danny. Obyek kajian arkeologi (artefak budaya masa lampau) justru diteliti oleh geolog.

Padahal dalam berbagai riset, seorang arkeolog harus disokong oleh sejumlah ilmu bantu, seperti sejarah, antropologi (termasuk palaeoantropologi dan bioantropologi), geologi, geografi, arsitektur, fisika, metalurgi, dan filologi.

Bisa jadi professor yang bekerja di BRIN ini belum pernah membaca hasil riset piramida Giza di Mesir, Candi Borobudur di Magelang, dan Manusia Sangiran (Meganthropus Paleojavanicus). Ia bahkan tak sempat membaca sejarah orang Batak.

Halaman:

Editor: Fauzaki Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah