Minka Institute Ajak Masyarakat Cerdas Dalam Memilih: Jangan Pilih Paslon Memakai Politik Identitas

- 30 September 2023, 14:25 WIB
Yayasan Minka Institute mengadakan kegiatan Penguatan Moderasi Beragama Sebagai Antisipasi Politisasi Agama menjelang tahun Pemilu 2024 di Padang Panjang pada Sabtu, 30 September 2023.
Yayasan Minka Institute mengadakan kegiatan Penguatan Moderasi Beragama Sebagai Antisipasi Politisasi Agama menjelang tahun Pemilu 2024 di Padang Panjang pada Sabtu, 30 September 2023. /Detaksumut/Fauzaki /

DETAKSUMUT.ID - Dalam rangka mempersiapkan Pemilu 2024 yang damai, bermartabat, dan berintegritas, dan mengantisipasi adanya politisasi agama menjelang Pemilu 2024, Yayasan Minka Institute mengadakan kegiatan Penguatan Moderasi Beragama Sebagai Antisipasi Politisasi Agama menjelang tahun Pemilu 2024 di Padang Panjang pada Sabtu, 30 September 2023.

Ketua Dewan Yayasan Minka Institute pada saat menyampaikan keynote speech sekaligus membuka kegiatan ini, Dr Rahmat Tk Sulaiman MM menyatakan bahwa kegiatan ini salah satu upaya tokoh masyarakat dan tokoh agama berkomitmen untuk terus mendorong penguatan Moderasi Beragama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kesadaran akan hal tersebut adalah kunci utama untuk memastikan bahwa proses pemilihan umum berjalan dengan baik tanpa adanya gesekan antaragama.

Baca Juga: Diskominfo Sijunjung Launching Aplikasi SIBOS

“Kehidupan keagamaan harus berpedoman kepada ajaran keagamaan yang sejuk, ramah, serta mengedepankan toleransi, bukan yang bersifat tertutup dan eksklusif,” ujarnya.

Apalagi tahun ini tegas yang acap disapa Buya Rahmat, bahwa tahun ini adalah tahun politik yang akan bermain tentang politisasi agama Agama tidak dibawa ke politik praktis. Dalam kegiatan ini, ia menegaskan untuk menuntut seluruh unsur masyarakat perlu bersama-sama memastikan bahwa agama tidak digunakan sebagai alat untuk memecah belah masyarakat, tetapi sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan.

Boleh dekati tokoh agama. Tapi jangan jadikan agama alat perjuangan politik. Agama dan politik tidak bisa dipisahkan tetapi agama tidak boleh digunakan sebagai alat politik untuk memenuhi nafsu kekuasaan, ini berbeda.

Baca Juga: KPK Dikabarkan Tetapkan Mentan Syahrul Yasin Limpo Sebagai Tersangka Dugaan Korupsi

"Sebaliknya jangan gunakan agama untuk memenuhi keinginan merebut kekuasaan, tidak boleh karena berbeda pilihan kemudian yang beda itu dikafir-kafirkan," tegasnya.

Senada dengan itu, Ketua Minka Institute Dr (C) Nofriandi, MA.Hum, menyesalkan akan paslon menggunakan politik identitas yang merusak pemilu damai yang dicitakan bangsa ini.

Halaman:

Editor: Fauzaki Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah