Geng Motor Meresahkan di Langkat, Pakar: Orang Tua dan Sekolah Perlu Gandeng Tangan Mencegahnya

- 28 Februari 2024, 16:06 WIB
Pakar Hukum Pidana Universitas Panca Budi Medan, Dr. Redyanto Sidi, MH.
Pakar Hukum Pidana Universitas Panca Budi Medan, Dr. Redyanto Sidi, MH. /DETAKSUMUT.ID/Abdul Rahim Daulay./

DETAKSUMUT.ID - Puluhan geng motor meresahkan warga kecamatan Stabat, kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Aksi geng motor tersebut, videonya viral di media sosial.

Kebanyakan yang ikut geng motor para remaja dan pemuda. Polisi, pemerintah, orang tua dan sekolah diminta berkolaborasi memberantas geng motor yang selalu membuat keributan bahkan korban mengalami luka-luka.

"Pemerintah harus tegas demi menyelamatkan generasi untuk koordinasi dengan penegak hukum," kata Pakar Hukum Pidana dari Univesitas Panca Budi (Unpab) Medan, Dr Redyanto Sidi MH yang sering disapa Ridi saat dihubungi Detak Sumut pada Rabu, 28 Februari 2024.

Baca Juga: Geng Motor di Langkat Bawa Senjata Tajam Membuat Warga Resah

Di sisi lain, kata Redyanto, peran orang tua perlu memantau kegiatan dan pergaulan anaknya. Karena patut diduga remaja terjerumus kelompok sesat dan doktrin jahat tak tertutup juga pengaruh Miras atau Narkotika.

"Deteksi perlu dilakukan, jika merupakan siswa sekolah maka sangat perlu dikembalikan mental serta moralnya, peran guru sangat diperlukan untuk itu," kata Direktur LBH Humaniora itu.

Kebanyakan geng motor itu dilakukan oleh para remaja, apakah bisa dipidana sesuai hukum berlaku? Ridi mengatakan jika masih kategori anak, belum berusia genap 18 tahun. Maka remaja kita sebaiknya diselamatkan. Terhadap anak berlaku lex spesialis yaitu UU Perlindungan Anak.

Solusinya, kepolisian bisa menghukum sosial terhadap remaja tersebut. "Hukuman sosial dapat diberikan," kata Redi.

Baca Juga: Pj Bupati Langkat Sebut Banyak Belajar Ilmu Engkol dan Mengumbang dari Ondim

Dijelaskannya, yang perlu dilakukan tegas adalah memutus pola rantai agar remaja kita tidak terjerumus.

"Dokrin aktor Intelektual pembentuk geng tersebut lah yang harus diproses hukum agar tidak ada remaja korban berikutnya," kata Ridi.

Polisi tidak bisa bekerja sendiri, harapnya, perlu keseriusan bersama, Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan Olahraga, Kementerian Agama, pemuda, Majelis Ulama Indonesia (MUI), pemuka agama dan tokoh-tokoh perlu bergandengan tangan mencegahnya.

"Remaja kita di sekolah dan diluar sekolah perlu extra kegiatan positif," kata Dosen Magister Hukum Kesehatan Pascasarjana UNPAB Medan serta Founder Himpunan Advokat dan Konsultan Hukum Kesehatan Indonesia (HAKHKI) itu.

Baca Juga: Pj Bupati Langkat Titip Pesan Ini ke KPU terkait Pilkada 2024

Sementara Kapolsek Stabat AKP Ferry Ariandi belum memberikan komentar terkait peristiwa tersebut.

Sebelumnya diberitakan, aksi geng motor (gemot) di depan Komplek Perumahan Taman Asri, Kelurahan Dendang, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara membuat warga resah.

Peristiwa tersebut terekam CCTV pada pukul 03.42 WIB, Minggu, 24 Februari 2024.

Dilihat Detak Sumut dalam video viral di media sosial, tampak puluhan geng motor mengendarai sepeda motor menggunakan knalpot blong diduga membawa sejata tajam.

Kemudian tiba-tiba mereka berhenti di depan Komplek Perumahan Tasri.

Salah seorang Security Perumahan Komplek Tasri, Wanda yang melihat secara langsung kejadian tersebut bersama temannya Munir. Saat itu ia dibangun temannya Munir ketika ada geng motor.

Baca Juga: Pj Bupati Langkat Terima Kunjungan KNPI, Ini Harapan Faisal Hasrimy

"Geng motor tersebut, melihat ada warga yang jalan mengendarai sepeda motor yang mau keluar komplek, dikira musuh mereka. Kemudian mereka menyerang, terus teman saya bersama seorang warga yang sepeda motornya mogok berlari ke arah mesjid komplek, dan saya di dalam pos security, saya kunci pintunya, terus beberapa orang geng motor masuk ke dalam kompleks," kata Wanda, salah seorang Security saat dihubungi Detak Sumut pada Selasa, 27 Februari 2024.

Gerombolan geng motor tersebut, kata Wanda, hanya beberapa menit di depan perumahan ini, tidak ada korban di sini, terus mereka menuju ke Simpang Bengkel, Sei Karang, Stabat, diperkirakan berjumlah 60 orang.

"Banyak mereka sekitar 30 motor, 60 orang, dilihat dari postur tubuhnya hampir rata-rata semua remaja," kata Wanda.

Geng motor, pengakuan Wanda, sering melintas di depan ini dalam tiga bulan terakhir.

Ia berharap polisi segera menangkap geng motor tersebut agar ketertiban masyarakat aman dan nyaman ketika keluar rumah.

"Segera lah ditangkap mereka sering konvoi, geng motor itu sudah beberapa kali lewat depan sini," pungkasnya.*** (Abdul Rahim Daulay, Detak Sumut)

Editor: Muhammad Nuh


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah