PII Sumut: Dikotomi Sampai Elaborasi Pelajar dan Santri

- 22 Oktober 2023, 16:39 WIB
M. Fadly Ramadhan Siregar
M. Fadly Ramadhan Siregar /Detaksumut/Dok. Istimewa /

Elaborasi Pelajar dan Santri

"Kehadiran Pelajar Islam Indonesia (PII) menjadi media yang mampu mendorong proses perubahan pandangan, pola, dan sikap kehidupan masyarakat. Pendidikan dan Kebudayaan menjadi aspek yang fundamental dalam membangun rekayasa peradaban sosial masyarakat," katanya.

"Pelajar Islam Indonesia (PII) menjadi organisasi yang mampu menyatukan anak Bangsa dalam hal ini Pelajar dan Santri. Dikotomi yang terjadi telah menjadi sebuah elaborasi, dimana bersatunya Pelajar Umum dan Pelajar Pesantren (Santri) menjadi agen perubahan sebagai pribadi muslim yang ideal dan berintelektual," jelasnya.

Perjalanan panjang Pelajar Islam Indonesia (PII) telah menghadapi berbagai macam tantangan kehidupan Bangsa. Mulai dari peristiwa berdarah Kanigoro 1965 pada masa orde lama, peristiwa Asas Tunggal masa orde baru dimana PII bergerak secara diam-diam (Gerakan Bawah Tanah), hingga peristiwa reformasi. Pasang surut kaderisasi PII di lingkungan Pesantren kian tergerus merosot semenjak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan yang menetapkan bahwa organisasi kemasyarakatan (ormas) harus menetapkan Pancasila sebagai asas tunggal. Hal ini tentu bertentangan dengan asas PII sebagai organisasi Islam, yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Akibat penolakan ini, PII menjadi salah satu organisasi yang diincar oleh Orde Baru. Hal ini tentu berpengaruh pada PII Daerah berbasis Pesantren, seperti halnya Pesantren Gontor, Ponpes Walisongo Ngabar yang akhirnya mensiasati pembentukan alternatif lain untuk mewadahi Organisasi Santrinya.

Baca Juga: Jelang Hari Santri, Kaesang Diangkat Jadi Santri Kehormatan Ponpes Gedongan Cirebon

Tekad Membangun Sumut Bersama Pelajar dan Santri

"Pelajar Islam Indonesia (PII) adalah organisasi massa Pelajar Islam tertua di Indonesia yang bergerak di bidang kepelajaran dan pengkaderan yang bertujuan “Terciptanya kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan syariat Islam bagi segenap Rakyat Indonesia dan umat manusia”. Jauh sebelum lahirnya organisasi otonom/sayap Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Pelajar/Putri Nahdlatul Ulama (IPNU/IPPNU), dan Ikatan Pelajar Al-Washliyah (IPA)," katanya.

Dalam gerakannya Pelajar Islam Indonesia (PII) tidak apriori memihak salah satu atau beberapa organisasi Islam manapun juga, akan tetapi berpihak pada Islam dan Ummat Islam serta senantiasa mengajak kepada organisasi Islam lainnya kearah tergalangnya persatuan Ummat Islam, terpeliharanya Ukhuwwah Islamiyyah sampai terwujudnya Izzul Islam Wal Muslimin di Indonesia bahkan hingga seluruh permukaan bumi.

Baca Juga: PSI Kunjungi Ponpes Gedongan, Kaesang Diberi Kopiah dan Sandal Tanda Santri Kehormatan

"Adapun masalah ikhtilaf dan penyimpangan pemikiran-pemikiran dalam Islam, Pelajar Islam Indonesia (PII) tidak akan melibatkan dirinya dalam ikhtilaf masalah Fiqhiyah. Senantiasa membentengi dan membendung ajaran yang menyimpang," jelasnya.

Pelajar Islam Indonesia (PII) Sumatera Utara banyak melahirkan kader Pemimpin Ummat dan Bangsa. Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Sumatera Utara Periode 2023-2025 dibawah kepemimpinan M. Fadly Ramadhan Siregar memiliki tekad yang kuat untuk terus dapat ambil andil dan berkiprah membersamai serta merangkul Pelajar dan Santri di seluruh penjuru Sumatera Utara. Merekonstruksi dan membangun insan kader yang ideal menjadi pelopor, penggerak, dan pejaga missi perjuangan guna mewujudkan Izzul Islam Wal Muslimin. Berwawasan kebangsaan dan cinta Tanah Air serta terlibat dalam rekayasa pembangunan Indonesia Emas 2045.

Halaman:

Editor: Fauzaki Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah