Fathan Kamil Caleg DPR RI dari PPP Bicara Potensi dan Solusi Pertanian Cianjur

- 7 Desember 2023, 11:40 WIB
Fathan Kamil, caleg DPR RI dari PPP (Foto: dok. pribadi)
Fathan Kamil, caleg DPR RI dari PPP (Foto: dok. pribadi) /

DETAKSUMUT.ID, CIANJUR- Calon Anggota DPR RI nomor urut 2 dari PPP Dapil Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur, Fathan Kamil berjalan jalan ke Kabupaten Cianjur, tepatnya ke Kampung Tunggilis, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet.

Fathan melihat potensi sumber alam khususnya lahan pertanian dengan berbagai macam produk pertanian yang terhampar seluas 3 ha di bawah kaki perbukitan.

Alumni IPB University angkatan 26 ini, menyambangi sebuah kelompok tani bernama Okiagaru Farm yang didirikan oleh tiga orang alumni yang pernah magang pertanian di negara Jepang.

Salah satu pendiri yang ditemui Kang Fathan adalah Agus Ali Nurdin yang juga alumni IPB University. Obrolan seputar pertanian antar dua jebolan Institut Pertanian ini, menarik perhatian Kang Fathan saat Agus menceritakan perkembangan usaha pertanian yang ia jalani serta kendala yang dihadapinya.

Ketua kelompok tani yang membina 125 kelompok tani ini mencurahkan beberapa persoalan. Seperti program kartu tani, stok pupuk yang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan, informasi komoditi pertanian yang tidak sama dengan kebutuhan penanaman dan persoalan dalam hal mengakses pasar. Mendengar persoalan itu, Kang Fathan langsung memberikan pandangannya.

Menurutnya, kartu tani yang ada dipegang oleh para petani dinilai kurang efektif karena hanya bisa memasok. Stok pupuk yang ada pun hanya mampu memenuhi sekitar 30-40 persen kebutuhan atas lahan yang mereka miliki.

“Ini akan mengganggu tingkat produksi karena stok pupuk yang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Jadi, kalau memang Kementerian Pertanian punya target produksi ini akan menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi kementerian,” kata mantan Ketua HA IPB University ini.

Kemudian lanjutnya, terkait sisi informasi komoditi pertanian. Petani harus menanam apa? pada saat apa? kemudian panen apa? di saat apa?. Selama ini kebanyakan para petani tidak mendapat konfirmasi informasi yang valid terkait dengan ritme komoditi yang harus di tanam oleh petani.

“Sehingga yang terjadi kadang over production, karena mereka menanam dan memanen komoditi yang sama di waktu yang bersamaan,” tegasnya.

Halaman:

Editor: Wandi R


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah