Prof Mahfud Simbol NU Kultural Ajak Masyarakat Pilih Pemimpin Yang Tidak Bagi Amplop

- 1 Februari 2024, 01:09 WIB
Menkopolhukam yang juga calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD.
Menkopolhukam yang juga calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD. /Tangkapan layar YouTube Mahfudmd/

DETAKSUMUT.ID - Bangsa Indonesia sedang mencari calon pemimpin yang baik, cerdas dan benar. Maka masing-masing partai politik pengusung memunculkan calon terbaiknya. Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo dan Prof Mahfud MD merupakan pasangan yang disokong empat partai politik, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan Partai Hanura.

Pengamat yang juga Penulia Buku Muslimat NU Militan untuk NKRI, Nurul Azizah mengucap terima kasih kepada Allah SWT kepada ibu Hj Megawati dan semua pimpinan partai politik pengusung pilpres 2024 telah menunjuk Prof Mahfud MD sebagai cawapres mendampingi capres Ganjar Pranowo.

Baca Juga: 999 Nahdliyyin United se-Jabodetabek Hadiri Acara Kampanye Akbar Ganjar Prof Mahfud di GBK

"Prof Mahfud MD adalah sosok pemimpin yang lahir dari kalangan Nahdliyyin. Beliau sosok yang cerdas dan religius. Prof Mahfud memiliki pengalaman lengkap sebagai politikus trias politika atau sebutan bagi pejabat publik yang pernah menduduki jabatan di eksekutif, legislatif dan yudikatif. Banyak orang mengagumi Prof Mahfud karena beliau lahir dari keluarga nahdliyyin yang sederhana. Bahkan dibeberapa kesempatan Prof Mahfud berujar, Saya sebelum lahir sudah NU," ucapnya dalam keterangan yang diterima pada Rabu, 31 Januari 2024.

Ia menyebut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) menegaskan latar belakang keluarganya adalah warga nahdliyyin atau NU kultural, maka sejak lahir Prof Mahfud menyatakan dirinya sudah NU. Dibeberapa kesempatan ketika ditanya wartawan, "Pak Mahfud kapan masuk NU?" Beliau menjawab, "Saya tidak pernah masuk NU, saya sekolah di sekolah NU, saya bisa baca kitab-kitab yang diajarkan oleh NU, saya juga belajar di pesantren NU."

"Dibeberapa kesempatan, beliau menegaskan bahwa dirinya bukan warga Nahdlatul Ulama (NU) naturalisasi, beliau dibesarkan dari kalangan nahdliyyin kultural dan tidak sebagai NU struktural yaitu menduduki jabatan di lembaga struktural NU," ucapnya.

Baca Juga: Tak Mau Rusak Pohon, Teddy Alfonso Pilih Kampanye Digital

"Dengan demikian beliau dekat dengan kaum Muhammadiyah dan kaum terdidik di kelas atas dan menengah atas. Dengan kedekatannya ini Prof Mahfud mampu memperoleh dukungan dari kelompok NU yang ada di masyarakat luas, Muhammadiyah dan kelompok intelektual menengah atas," tambahnya.

Katanya, Prof Mahfud mengajak para kiai dan santri untuk memilih pemimpin berdasarkan hati nurani bukan money politics. Hal itu disampaikan Prof Mahfud saat menghadiri Halaqoh Kebangsaan dan Silaturahmi Kiai se-Jawa Barat di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hijaz Karawang Jawa Barat, Sabtu, 27 Januari 2024 lalu.

Halaman:

Editor: Fauzaki Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah