Pengamat: Gak Bahaya Tah, Ketum PBNU Mulai Politik Praktis Arahnya 02

- 23 Januari 2024, 16:50 WIB
Logo Nahdlatul Ulama (NU) di Kantor PBNU, Jakarta.
Logo Nahdlatul Ulama (NU) di Kantor PBNU, Jakarta. /ANTARA/Hafidz Mubarak A

DETAKSUMUT.ID - Pengamat yang juga penulis buku Muslimat NU Militan untuk NKRI, Nurul Azizah mengatakan organisasi struktural dibawah PBNU biasanya mengikuti arahan dari Ketua Umum PBNU. Selama ada koordinasi dan konsolidasi dari atas ke bawah untuk kegiatan yang bersifat ke NU an atau kegiatan keagamaan, pendidikan, sosial atau ekonomi. PBNU tidak berpolitik praktis, karena memang kegiatan struktural NU tidak untuk berpolitik.

"Kalaupun ada pengurus struktural NU untuk ikut perpolitik ya harus cuti atau berhenti. Jangan sampai PBNU dijadikan alat politik praktis untuk memenangkan capres tertentu karena iming-iming uang, jabatan dan kepentingan politik tertentu," ucapnya.

Baca Juga: Sambut Pilpres 2024 Damai, Ketua Majelis Rasulullah : Jaga Ukhuwah Islamiyah, Jangan Gontok-gontokan

Ia mengajak semua bahwa struktur organisasi NU dari pusat sampai ke tingkat paling bawah jumlahnya enam, yaitu PBNU, PWNU, PCNU, MWCNU, PRNU dan PARNU. Semua pengurus dari pusat hingga ranting (desa) bisa digerakkan dengan surat edaran atau tanpa surat edaran untuk memenangkan salah satu paslon capres cawapres.

Katanya, dibanyak media online Ketum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya selalu menegaskan kalau PBNU itu netral dan tidak ikut berpolitik praktis.

"Tetapi kenyataannya Gus Yahya dan beberapa pengurus PBNU lainnya malah memaparkan pemetaan pasangan tiga calon presiden 2024, yang akhirnya mulai mengarah untuk memenangkan paslon 02," ucapnya.

Baca Juga: Capres Ganjar Kagum Lihat Antusiasme Warga saat Kampanye Terbuka 'Hajatan Rakyat' di Lampung

Ia melanjutkan, menurut majalah Tempo edisi 22 Januari 2024 dengan judul "Manuver PBNU Buat Prabowo" secara gamblang menjelaskan diawali dari pengurus PWNU Jawa Barat mengumpulkan Rais Syuriah dan pengurus cabang NU se Jawa Barat di Pondok Pesantren Al-Muhajirin 3 Purwakarta pada Kamis, 11 Januari 2024. Acara dikemas dalam rapat koordinasi dan konsolidasi pengurus yang bersifat rahasia.

"Menurut sumber yang diperoleh majalah Tempo rapat di kalangan pengurus NU Jawa Barat sesungguhnya berisi arahan untuk memenangkan paslon capres cawapres 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dari koalisi Indonesia maju," katanya.

Halaman:

Editor: Fauzaki Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah