Putin: Serangan Darat Israel ke Gaza Tidak Bisa Ditolelir

14 Oktober 2023, 08:40 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin. /Sputnik/Alexander Kazakov/Kremlin via Reuters/

DETAKSUMUT.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin ikut berkomentar dalam serangan Israel ke Palestina. Ia menyerukan pertumpahan darah di Timur Tengah agar diakhiri. Selain itu, ia juga memperingatkan Israel bahwa serangan darat di Gaza akan menyebabkan jumlah korban sipil yang sungguh tidak bisa ditolelir.

Sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, baik Kiev maupun Moskow berusaha membandingkan peristiwa di Timur Tengah dengan perang di Ukraina. Kiev menyamakan Moskow dengan Hamas, sementara Rusia mengatakan Barat mengabaikan nasib Palestina sambil mendukung Israel.

Baca Juga: Berpengalaman di Berbagai Organisasi, Doli Putra Siap Bawa Kemajuan untuk Pemuda Muhammadiyah Sumbar

Militer Israel hari ini menyeru semua warga sipil di Kota Gaza, yang berpenduduk lebih dari 1 juta orang, agar pindah ke selatan dalam waktu 24 jam, karena militer Israel sedang mengumpulkan tank untuk melancarkan invasi darat sebagai balasan terhadap serangan dahsyat Hamas.

Putin menyebut Israel memang telah menjadi sasaran serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal kebrutalannya dan berhak mempertahankan diri, namun pertumpahan darah harus dihentikan. Selain itu, Putin memperingatkan serangan darat akan menimbulkan 'akibat serius bagi semua pihak'.

"Dan yang terpenting, jatuhnya korban sipil benar-benar tak dapat diterima. Sekarang hal utama adalah menghentikan pertumpahan darah," kata Putin pada pertemuan puncak di Kyrgyzstan bersama negara-negara bekas republik Uni Soviet lainnya pada Jumat, 13 Oktober 2023 seperti dikutip Detaksumut.

Baca Juga: Dugaan Kenaikan Sumbangan Komite SMK Negeri 1 Stabat, Tidak Boleh Ada yang 'Cuci Tangan'

Putin mengaku Rusia siap berkoordinasi dengan semua mitra yang berpikiran konstruktif. Baginya, kunci menyelesaikan konflik Israel-Palestina adalah membentuk negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Rusia sendiri meningkatkan hubungan dengan Israel setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991 dan Israel berhati-hati da mengkritik secara terbuka Rusia atas invasi di Ukraina pada 2022, yang telah menyebabkan ratusan ribu orang tewas atau terluka.

Rusia, yang memiliki hubungan dengan Israel, Palestina, dan kelompok-kelompok seperti Hamas dan Hizbullah, Iran dan negara-negara besar Arab tersebut telah berulang kali menyalahkan Amerika Serikat karena mengabaikan nasib rakyat Palestina sehingga menebarkan kekacauan di Timur Tengah.

"Tragedi besar yang dialami Israel dan Palestina saat ini adalah akibat langsung dari kebijakan salah Amerika Serikat di Timur Tengah," kata Putin.

"Amerika, bersama dukungan satelit-satelitnya di Eropa, berusaha memonopoli proses perdamaian Timur Tengah," lanjut Putin.

Baca Juga: Kaesang: PSI Targetkan Minimal Empat Persen Suara di Pemilu 2024

Sementara itu, Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan lebih dari satu juta orang dari Gaza dipaksa mengungsi atas tuntutan tentara Israel. Namun semua 'mitra Barat' diam saja.

"Saya membayangkan bagaimana reaksi mereka (negara-negara Barat) bila ada permintaan serupa kepada rezim Kiev agar mengevakuasi salah satu kota besarnya," lanjut Medvedev.***

Editor: Fauzaki Aulia

Sumber: Reuters ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler