Aliansi Mahasiswa Unsur Bersatu Cianjur Sampaikan Rekomendasi untuk Ketua Yayasan

- 15 Juli 2023, 22:24 WIB
Aliansi mahasiswa Unsur Bersatu
Aliansi mahasiswa Unsur Bersatu /

Detaksumut.id, Cianjur - Sudah menjadi cita-cita kita bersama bahwa pendidikan di Indonesia harus bercirikan keadilan dan kesetaraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Namun jika kita berkaca pada kenyataan yang terjadi hari ini, apakah mungkin kesetaraan dan keadilan itu dapat kita wujudkan di dalam dunia pendidikan khususnya di Kabupaten Cianjur dan umumnya di indonesia.

Aliansi Mahasiswa Unsur Bersatu, Alief Irfan mengatakan, bangsa kita sudah pernah menanggalkan feodalisme dan kolonialisme serta membangun kesadaran akan kemerdekaan, hal itu berlaku juga terhadap dunia pendidikan.

"Upaya tersebut seharusnya dapat membawa dunia pendidikan kita kearah yang lebih humanis, sehingga watak kemunafikan, feodal, dan jiwa yang lemah dapat sirna dan membawa keadilan serta kesetaraan," ujarnya, Ahad (16/07/2023).

Masih kata Alief, pendidikan pada dasarnya memiliki tugas untuk membangun akal sehat dan berpikir kritis, kejujuran dan keobjektivan menjadi landasan demi tercapai kata akademik yang sesungguhnya.

Baca Juga: KPK Dorong Masyarakat Mewujudkan Keluarga Berintegritas

"Dapat kita pertanyakan kembali, mengapa pihak birokrasi kampus sering tidak pernah mau berdialog secara terbuka ketika para mahasiswanya mempertanyakan tentang suatu hal," katanya.

Ia menambahkan, alih alih untuk menjumpai, justru surat cinta (surat panggilan) yang dilayangkan kepada setiap mahasiswa yang melakukan protes. "Dari sini saja kita bisa melihat ada satu hal yang membuat para birokrasi takut untuk menjumpai dan berdialog secara terbuka, apakah yang membuat mereka takut. Biar itu menjadi pertanyaan bagi kita semua," tutur Dia.

Ia menyebut, Paulo Freire dalam bukunya pendidikan kaum tertindas disebutkan bahwa pendidikan pada dasarnya sarana pembebasan, oleh karena itu pendidikan haruslah berwatak humanisasi, masih oleh Paulo freire dalam buku sekolah kapitalisme yang licik juga disebutkan.

"Ketika pendidikan khususnya pendidikan tinggi sudah berada di level pembahasan tentang mempertahankan kekuasaan, maka segala lini dari pendidikan itu hanya berisi dengan penghisap dan penindasan, karena ada satu pihak yang superpower ingin mempertahankan kekuasaan dengan berbagai cara," terangnya.

Jika benar ujar Alief, seperti apa yang pernah ditulis oleh Paulo freire tersebut, sangat kita sayangkan bahwa pendidikan di perguruan tinggi sudah melompat jauh kebelakang, kembali kepada watak feodalisme dan kolonialisme.

"Ketika hal tersebut terjadi, maka setiap gerak mahasiswa akan dikekang dengan kata etika, benar memang bahwa diatas ilmu dan hukum ada etika, namun etika dikalangan feodal dibentuk sedemikian rupa menjadi alat kekangan," bebernya.

Lantas Alief menegaskan, sopan santun menurut mereka, dan haruslah menaruh hormat kepada mereka, atau dengan kata lain kita dibentuk menjadi searah sehingga hal ini hanya menguntungkan mereka yang berada diatas dan berkuasa serta mempermudah mereka untuk mempertahankan kekuasaan, hal inilah yang kemudian membuat ketidakseimbangan.

Baca Juga: Pengamat Sosial: Babay Bisa Memberikan Warna Baru Bank Sumut

"Banyak kita dapati karakter kuat yang dimiliki oleh mahasiswa namun oleh mereka para birokrasi telah menganulir hal tersebut, Rektorat menekan pihak dekanan, dekan menekan prodi sehingga prodi menekan mahasiswa yang memiliki karakter kuat yang pada dasarnya karakter seperti itulah yang dicita-citakan oleh pendahulu kita," imbuh Dia.

Maka dengan dasar referensi tersebut, Alief dari aliansi mahasiswa bersatu, memohon untuk ketua yayasan agar tidak menjadikan yayasan unversitas Suryakancana Cianjur sebagai feodal tetapi harus menjadikan yayasan tersebut sebagai "humanisme" dari yayasan, rektor, dekan, hingga mahasiswa.

Dan kami juga merekomendasikan untuk ketua yayasan Universitas Suryakancana sebagai berikut :

1. Turunkan uang kuliah tunggal (UKT)
2. Berikan surat perjanjian untuk mahasiswa yang belum bisa membayar UKT untuk mengikuti UTS/UAS
3. Perdayakan dan support kegiatan organisasi intra kampus.
4. Segera perbaiki fasilitasi sekertariat oramawa tingkat universitas dan fakultas.
5. Percepat unsur dari PTS sampai PTN.

Editor: Wandi Ruswandar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah