Tanggapi Aksi Kekerasan pada Kader PMII, DPD KNPI Cianjur: Perbuatan Biadab

28 September 2023, 10:09 WIB
DPD KNPI Cianjur (Foto: dokumen organisasi) /

DETAKSUMUT.ID - Setelah organisasi kemahasiswaan, kepemudaan, pelajar dan kemasyarakatan menanggapi perihal dugaan aksi kekerasan pada kader PMII Cianjur, kini giliran DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Cianjur.

Wakil Ketua DPD KNPI Cianjur Bidang Pendidikan, Buana Faghfirly menanggapi kejadian memilukan yang kembali terjadi menimpa kader PMII Cianjur yang diduga dianiaya usai mengkritik kegiatan umrah pejabat Pemkab Cianjur.

Menurutnya, bahwa ini adalah hal yang sangat biadab dan memilukan dalam ruang lingkup aktifitas pergerakan, di mana mahasiswa sebagai aktor agen perubahan. Kritik yang kritis itu artinya membangun dan peduli, seharusnya mampu memberikan solusi yang solutif dari pihak Pemkab Cianjur.

"Ini pola komunikasi antara ruang aktif pergerakan yang tersekat adalah transparansi dalam hal yang membuat mahasiswa bertanya tanya penuh ambigu terhadap pemerintah," kata Buana melalui pesan singkat Whatsapp, Kamis (28/09/2023).

Dirinya juga menegaskan, bahwa tindakan ini harusnya diselesaikan secara persuasif dengan ruang dialektikn, bukan dengan cara represif. Ini membuktikan bahwa ada sesuatu hal yang tak beres dalam tubuh pemerintah daerah Cianjur.

"Kami harap tindak penganiayan ini diusut hingga tuntas untuk oknum yang melakukan penganiayaan dan tindakan kekerasan," ujarnya penuh geram.

Secara khusus, ia mengajak mari menciptakan ruang aman dan nyaman bagi siapapun yang menyuarakan kebenaran tanpa sekat dan tanpa intervensi bahkan intimidasi dari siapapun.

"Saatnya mari kita merangkul bukan memukul, memeluk bukan memalak, membangun bukan membuntung serta kita ciptakan pola komunikasi terbaik dan ruang yang lebar dalam pengabdian terbaik untuk Kabupaten Cianjur," tandasnya.

Sebagai informasi, diketahui aktivis PMII Cianjur yang juga mahasiswa Universitas Suryakencana (Unsur) diduga mendapat kekerasan dari salah seorang calon jemaah umroh, usai akan melakukan aksi mengkritisi keberangkatan ke tanah suci bersama pejabat Pemkab Cianjur, politikus, pengusaha, dan tokoh agama.

Informasi yang dihimpun, yang menjadi korban yakni Alief Irfan, juga tergabung dalam Jaringan Intelektual Muda (JIM) Kabupaten Cianjur.

Berdasarkan pengakuan Alief, peristiwa itu terjadi pada Senin, 25 September 2023 sekitar sore hari dirinya diajak ngopi oleh staf Sekretaris Pribadi (Sekpri) Bupati Cianjur berinisial R.

Agenda ngopi di sebuah cafe di halaman gedung pertemuan Assakinah beralamat dj Jalan KH Abdullan Bin Nuh, yakni membahas rencana JIM yang bakal menggelar aksi mengkritisi bupati, salah satunya soal kegiatan umrah bareng pejabat yang diduga pihaknya menggunakan dana APBD.

Sesampainya di cafe, Alief kaget dikira pertemuan hanya dengan staf Sekpri Bupati, malah ada beberapa orang yang datang berurutan.

"Kan yang ngajak ngopi itu staf Sekpri Bupatj, tetapi tak berapa lama berdatangan yang lainnya,” tutur Alief.

Tidak ada kecurigaan akan melakukan kekerasan, karena sekitar 10 menit ngobrol biasa saja. Tiba-tiba saya dilempar oleh orang tak dikenalnya, tepat kena muka.

“Usai dilempar, lalu saya mendapat kekerasan fisik di muka,” jelasnya.

Tidak terima mendapat kekerasan fisik, Alief bergegas ke Rumah Sakit Bhayangkara Cianjur untuk dilakukan visum lalu melaporkan malam itu juga ke Mapolres Cianjur.

"Kalau pelaku pelemparan dan pemukulan awalnya tidak kenal, tapi setelah melihat fotonya saya tahu, namanya Jamaludin,” ucapnya.

Editor: Wandi R

Tags

Terkini

Terpopuler