Network
DETAKSUMUT.ID - Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat (BBHAR) DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyampaikan pengaduan masyarakat ke Polda Sumut atas UU ITE dan ujaran kebencian dari konten yang diunggah oleh akun tiktok @ummirahma26 yang viral dengan konten "Mak Banteng" kenapa lu takedown video gua, loe ketakutan Mak banteng Megawati Soekarnoputri putri biang rusuh di NKRI.
BBHAR DPD PDI Perjuangan Sumut melalui Wakil Bendahara Maruba Sinaga, SH., MH mengatakan bahwa masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Utara dikejutkan dengan konten tiktok @ummirahma26 tersebut yang mana mengandung ujaran kebencian seperti yang pihaknya petik sebagai berikut:
"PDI Perjuangan adalah partai terkorup di NKRI"
"Slogan PDI Perjuangan partai wong cilik ternyata isinya partai wong licik"
"Slogan lu cuma lu jadikan manipulasi politik buat ngeruk rakyat Indonesia "
"Isinya cuma partai komunis, pendukung nasakom"
Baca Juga: Momen Haru Polisi Izinkan Ayah dan Anak Foto Dalam Mobil Patwal, Warganet : Ga Semua Aparat Jahat
"Perkataan dalam ceramah yang termuat di akun media sosial TikTok atas nama @ummirahma26 tersebut tentu membuat keluarga besar PDI Perjuangan sangat tersinggung, termasuk para kader dan simpatisan PDI Perjuangan," ucapnya.
Maruba mengatakan bahwa kalimat yang disampaikan dalam isi video yang viral tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada khalayak masyarakat Indonesia karena selain berpotensi memecah persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Republik Indonesia.
"Berdasarkan informasi dalam akun media sosial TikTok atas nama @ummirahma26 yang menginformasikan dan menyebarkan informasi tersebut kepada publik merupakan informasi yang tidak benar dan menyesatkan publik serta memiliki muatan dan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik PDI Perjuangan. Sehubungan dengan permasalahan tersebut kami dari BBHAR PDI Perjuangan Sumut pada hari ini mengajukan pengaduan masyarakat atas nama pemilik akun @ummirahma26 tersebut," kata Maruba.
Selain itu, Maruba sangat prihatin dengan kelakuan anak-anak muda sekarang dalam menggunakan media sosial yang sudah tidak beretika dan kebablasan untuk mencari tenar sesaat seperti yang dilakukan oleh akun @ummirahma26 tersebut. Semuanya terjadi akibat kebablasan atas pasar 27 kebebasan berbicara tanpa memikirkan efek kegaduhan yang terjadi di masyarakat.
"Hal ini terjadi karena kurangnya edukasi dan pondasi politik yang kuat, semua dirusak akibat radikalisme kepentingan politik kotor yang menjatuhkan, berbicara asal-asalan dengan menyampingkan atau tidak memiliki data fakta dan refrensi yang akurat," lanjut Maruba.
