Polisi Biarkan Point Isu SARA Dalam Aspirasi, Ada Apa?

- 25 Agustus 2023, 10:23 WIB
Anggiat Marito (HMI), Sekitar Zendrato (GMKI) dan Pandi Santoso (GMNI)
Anggiat Marito (HMI), Sekitar Zendrato (GMKI) dan Pandi Santoso (GMNI) /Detaksumut/Sapta/

DETAKSUMUT.ID - Aspirasi adalah masukan yang beragam bentuk, salah satunya unjuk rasa. Unjuk rasa merupakan jalan terakhir dalam menyampaikan aspirasi, baik kritikan maupun saran pendapat. Penyampaian aspirasi dalam bentuk unjuk rasa telah diatur oleh Undang - Undang nomor 9 Tahun 1998, tetapi jika dalam penyampaian aspirasi dimanfaatkan untuk melampiaskan kekecewaan yang membawa-bawa SARA, sangat lah tidak baik dan dapat menimbulkan persoalan baru.

Demikian dikatakan Anggiat Marito, Ketua HMI Cabang Tapanuli Tengah -Sibolga pada Kamis 24 Agustus 2023 kepada awak media di Pandan Tapanuli Tengah.

Terkait hal tersebut, dimana pada hari, Selasa 22 Agustus 2023 mengatasnamakan elemen Pemuda, Ormas dan Mahasiswa di Tapanuli Tengah melakukan unjuk rasa (UNRAS) di Kantor BAWASLU dan DPRD Tapanuli Tengah.

Lebih lanjut dikatakan, Sekira Zendrato, Ketua Bidang Organisasi dan Komunikasi GMKI Cabang Sibolga yang seharusnya pemuda dan mahasiswa adalah sebagai contoh dalam mengedepankan nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan dalam kehidupan masyarakat.

Baca Juga: Wow, RSUD Sungai Dareh Berhasil Raih Akreditasi Paripurna

"Tidak seperti pernyataan dalam aksi damai di depan gedung DPRD Tapteng yang sudah menyimpang dari nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan yang menyebutkan, bahwa Bawaslu RI dan Bawaslu Sumatera Utara bersifat sangat rasis dan sangat tendensius, hal ini tercermin dimana Bawaslu RI hanya mengakomodir komisioner dari satu agama dengan mengkesampingkan nilai-nilai kebinekaan dan kemajemukan yang hidup di Kabupaten Tapanuli Tengah. Yang mana pernyataan ini sudah menjadi RASIS yang dapat menyebabkan perpecahan diantara masyarakat," ungkapnya.

Menurutnya, perbedaan adalah sebuah keniscayaan dan anugerah dari Tuhan yang maha kuasa, yang seharusnya disyukuri dan dinikmati secara baik, dan bukan untuk diperdebatkan atau dipertentangkan. Cara menikmati kebhinekaan atau perbedaan adalah bagaimana mampu menjaga persatuan, rasa persaudaraan, rasa kekeluargaan, dan rasa kasih sayang antarsesama.

"Maka ini harus dipahami serius oleh kita semua, bahwa sebagai generasi bangsa hari ini, kita wajib untuk dapat menjaga dan mewariskan Pancasila sebagai landasan kehidupan untuk dilanjutkan dan diimplementasikan oleh penerus bangsa di masa yang akan datang," ujar Zendarato mengakhiri pendapatnya.

Kepentingan politik SARA cukup mengkhawatirkan serta menimbulkan keretakan terhadap akar persatuan dan keutuhan bangsa, GMNI mengajak kepada segenap elemen dari tingkatan Organisasi Pelajar, Ormas dan OKP untuk menyuarakan tolak politik SARA, demi menjaga Bhinneka Tunggal Ika dan Sila Ke - 3 Pancasila, "Persatuan Indonesia"

Halaman:

Editor: Fauzaki Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah