Buku tersebut, katanya, mulai ia tulis pada era akhir Covid-19 selama kurang lebih 10 sampai 11 bulan.
"Dari situlah kemudian di produksi di percetakan hingga sekarang ada sekitar delapan kali acara bedah buku seperti ini di beberapa tempat," katanya.
Menurutnya, buku ini sangat relevan dibaca oleh generasi Z seperti sekarang ini, karena generasi Z adalah generasi yang berhadapan langsung dengan masa depan Indonesia di saat ini.
"Dan tentunya kalau kita lihat bahwa upaya untuk memahami atau merumuskan jalan masa depan itu sangat ditentukan oleh pemahaman kita terhadap masa lalu kita, dalam konteks ini saya berusaha untuk menampilkan Bung Karno dengan kekuatan pikirannya, dimana kita memiliki tradisi berfikir yang maju, pada masa lalu," tutupnya. ***