Siswa MAN IC Tapanuli Selatan Melakukan Pengabdian Masyarakat Pelajar untuk Desa ‘’Moderasi Sejak Dini”

21 Oktober 2023, 23:36 WIB
Siswa MAN IC Tapsel melakukan pengabdian masyarakat /Detaksumut.id/Istimewa/

DETAKSUMUT.ID - Sekelompok siswa/i Mandrasah Aliyah Insan Cendekia (MAN IC) Tapanuli Selatan (Tapsel) melakukan pengbadian masyarakat program Peduli Moderasi Sejak Dini ke Desa Sialagundi, Sipirok, Tapsel, Sumatera Utara pada hari Selasa, 17 Oktober 2023.

Kegiatan pengabdian program Peduli Moderasi Sejak Dini yang dilakukan oleh kelompok Siswa/i MAN Insan Cendekia Tapanuli Selatan selama 6 hari.

Moderasi beragama merupakan frasa yang terbentuk dari dua kata, kata “moderasi” diserap dari bahasa Latin moderatio yang memiliki arti “sedang” dalam artian tidak lebih dan tidak kurang. Maka terbentuklah istilah ”moderasi beragama” yang memiliki makna pengurangan terhadap kekerasan atau menjauhkan diri dari titik keekstreman dalam beragama.

Baca Juga: LP2M UINSU Gelar Seminar Penguatan Hasil Peneltian Dan Pengabdian Masyarakat

Maka dari itu, moderasi adalah cara pandang dan cara seseorang dalam menghargai dan menyikapi perbedaan keragaman agama, ras, suku, budaya, adat istiadat, dan etis dengan tujuan menjaga kesatuan antar umat beragama serta memelihara nilai kesatuan.

Dalam pengimplementasiannya, moderasi beragama harus selalu ditanamkan kepada masyarakat, dimulai sejak dini hingga dewasa dengan tujuan menumbuhkan serta membiasakan masyarakat dalam berperilaku toleran.

”Kami mengadakan kegiatan program peduli moderasi beragama sejak dini ini, dengan tujuan agar anak-anak dapat memiliki dasar pemahaman mengenai moderasi beragama yang akan membekali mereka untuk menghargai antar sesama kedepannya, ya baik itu antar agama, antar suku, antar budaya, dan lain-lain yang menyangkut namanya perbedaan,” ujar Ichsan, selaku salah satu siswa MAN Insan Cendekia Tapanuli Selatan, saat dimintai pendapat mengenai program Peduli Moderasi Beragama Sejak Dini ini, Sabtu, 21 Oktober 2023.

Siswa-siswi MAN IC Tapsel

Sementara itu, Syakura Athiya Ahla selaku salah satu narasumber menyampaikan bahwa program ini dilaksanakan dengan menggunakan metode game based learning, yang nantinya para narasumber akan menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak serta diiringi dengan bermain dan kuis mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan moderasi beragama.

Menurutnya, keberhasilan ditanamkannya sikap moderasi beragama akan berdampak pada diri seseorang hingga kedepannya, maka dari itu akan lebih baik apabila sikap moderasi beragama ditanamkan selagi masih berada di fase anak-anak.

“Selama ini, penyampaian moderasi beragama pada anak-anak dapat dikatakan kurang diarahkan pada pemahaman dan keterampilan anak. Nah, itulah sebabnya anak-anak masih kurang penerapannya dalam menerapkan sikap moderasi beragama ini. Semoga melalui program Peduli Moderasi Sejak Dini ini dapat melahirkan jiwa-jiwa yang memiliki sikap saling menghargai yang tinggi sehingga dapat mendorong Indonesia untuk lebih maju kedepannya. Dan Alhamdulillah, 100% anak-anak di desa Sialagundi yang kami undang, semuanya dapat hadir untuk mengikuti program ini," ungkap Abdul Hakim Siregar, Kepala MAN IC Tapsel.

Baca Juga: LPPM UINSU, Kolaborasi Penelitian - Pengabdian Dosen dan Mahasiswa Peningkatan Atmosfer Akademik Inovatif

Program Sosialisasi Peduli Moderasi Sejak Dini yang diselenggarakan oleh siswa/i MAN IC Tapsel ini menghadirkan 6 (enam) orang narasumber, yakni Zulaika Hidayah yang menyampaikan sekilas materi mengenai pengertian moderasi beragama. "Jadi, adik-adik semua, sama halnya dengan toleransi, moderasi itu sikap menghargai satu sama lain, kita tidak boleh membeda-bedakan ya, baik itu agama, suku, dan ras," ungkapnya.

Rahmat Salam Azhari yang menjelaskan materi mengenai pentingnya moderasi beragama untuk ditanamkan sejak dini.

Putri Shabrina yang menyampaikan sikap-sikap moderat yang dapat ditanamkan dalam kehidupan beragama. "Adik-adik bisa menanamkan sikap moderat dalam kehidupan sehari hari mulai dari hal-hal kecil ya, mungkin adik adik sering berkelahi dengan teman karena memiliki pendapat yang berbeda kan? Nah, perkelahian itu ditimbulkan karena tidak adanya sikap moderat, menghargai pendapat orang lain juga termasuk langkah awal memulai sikap moderat, contoh lainnya kita juga bisa menerapkan sikap moderat ini dalam kehidupan beragama, jadi kalau kita semua sudah bersikap moderat maka kita bisa memperoleh kedamaian,” tambahnya.

Syakura Athiya Ahla yang menjelaskan dampak-dampak yang akan terjadi, apabila moderasi beragama tidak ditanamkan sejak dini. "Sama seperti pohon, kalau kita malas untuk menyiram pohon, pasti pohonnya tidak akan tumbuh dengan baik kan? Jadi kalau adik-adik bisa dan selalu menanamkan sikap toleransi dari kecil, maka kedepannya adik-adik semua akan bisa menjadi orang yang lebih hebat, lebih baik, dan lebih keren," ujarnya.

Ahmed Fabian dan Muhammad Ichsan yang menyampaikan cara-cara yang dapat dilakukan oleh anak-anak seusia dini untuk menerapkan sikap moderasi beragama.

Keenam narasumber ini, mengulas materi yang disampaikan melalui bahasa-bahasa yang sederhana mengenai moderasi beragama, baik itu sikap yang harus ditanamkan, dampak apabila tidak ditanamkannya sikap moderasi beragama. Materi-materi tersebut juga dikemas secara kreatif dan inovatif dengan melakukan games dan nyanyian yang dapat menumbuhkan semangat moderat untuk anak-anak.

Kemudian pada penghujung kegiatan program pengabdin masyarakat Moderasi Sejak Dini ini, anak-anak yang hadir diajak untuk membuat cap tangan yang disediakan oleh siswa/i MAN IC Tapsel sebagai kenang-kenangan dari sosialisasi program ini.***

 

Editor: Abdul Rahim Daulay

Tags

Terkini

Terpopuler