PBNU Imbau Umat Islam Saling Menghormati Soal Awal Ramadan 1445 H

26 Februari 2024, 13:56 WIB
Ahmad Fahrur Rozi. /Detaksumut/Fauzaki/

DETAKSUMUT.ID - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrur Rozi atau yang sering disapa Gus Fahrur mengomentari terkait potensi adanya perbedaan awal Ramadan. Sebelumnya diketahui, BMKG telah memprediksi kemungkinan awal Ramadan 1446 Hijriah akan berbeda.

Terkait hal tersebut, Gus Fahrur mengimbau umat muslim di Indonesia untuk saling menghormati ketika pilihan awal Ramadan tahun ini ada perbedaan.

Baca Juga: Laporan BMKG: Ada Potensi Perbedaan Awal Ramadhan

"Kita juga tetap menghormati pilihan sebagian masyarakat yang berkeinginan untuk berbeda, dengan memakai metode hisab sendiri untuk warganya," ujar pada Minggu, 25 Februari 2024.

"Seperti pada tahun-tahun yang sudah lewat, seringkali terjadi perbedaan karena ada perbedaan cara mengambil dalil dalam masalah permulaan awal ramadhan. Kami menghimbau pada masyarakat untuk tetap saling menghormati jika ada perbedaan," tambahnya.

Meskipun demikian, ia berharap masyarakat umat Islam di Indonesia mengikuti keputusan pemerintah dalam penetapan awal puasa. Yaitu melalui keputusan sidang isbat yang dilakukan Kementerian Agama (Kemenag) dan perwakilan ormas Islam di Indonesia.

"Ya, seperti biasa kita mengimbau masyarakat Indonesia untuk mengikuti keputusan pemerintah melalui sidang isbat yang dilaksanakan oleh menteri agama beserta seluruh perwakilan ormas Islam di Indonesia," katanya.

Baca Juga: Melarikan Diri, Oknum Caleg PSI Medan Gelapkan Mobil Pengusaha Rental

Ia pun menjelaskan ketentuan terkait penetapan awal Ramadan di PBNU. Katanya, Warga NU, diwajibkan berpuasa berdasarkan penglihatan hilal dan mengikuti keputusan pemerintah.

"Menurut ketentuan organisasi NU, kita wajib berpuasa berdasarkan penglihatan hilal saja dan mengikuti keputusan pemerintah," ucapnya.

Baca Juga: Real Count KPU 11.00 WIB: PDIP Masih Tertinggi, PSI Naik Perlahan

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meliris prediksi ketinggian hilal untuk menentukan awal Ramadan 1445 atau awal puasa di Indonesia. Hasilnya, kemungkinan ada perbedaan awal Ramadan.

Didalam laporan BMKG yang bertajuk 'Informasi Prakiraan Hilal saat Matahari Terbenam Tanggal 10 dan 11 Maret 2024 Penentu Awal Bulan Ramadan 1445 H' tersebut, awal Ramadan berpotensi jatuh pada hari yang berbeda sesuai dengan penghitungan yang digunakan. BMKG menjelaskan konjungsi merupakan kondisi ketika bulan dan matahari mempunyai bujur ekliptika yang sama.

Dijelaskan, konjungsi geosentrik (ijtima') akan kembali terjadi pada Minggu, 10 Maret 2024 pukul 09.00 UT atau pukul 16.00 WIB atau pukul 17.00 WITA atau pukul 18.00 WIT.

Pada 10 Maret 2024, waktu matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.51 WIT di Waris, Papua. Adapun waktu matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.50 WIB di Banda Aceh, Aceh.

"Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi setelah Matahari terbenam tanggal 10 Maret 2024 di sebagian wilayah Indonesia," sebut BMKG.

Baca Juga: BKPRMI Gelar Acara Gemas Serta Mendukung Visi Misi Deli Serdang yang Religius

Berdasarkan hal-hal tersebut, secara astronomis pelaksanaan rukyat hilal penentu awal bulan Ramadan 1445 H, bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah matahari terbenam tanggal 10, bagi yang di tempatnya konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam. Sementara, tanggal 11 Maret 2024 bagi yang konjungsinya terjadi setelah matahari terbenam.

Sedangkan bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Ramadan 1445 Hijriah, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat matahari terbenam tanggal 10 dan 11 Maret 2024.

Editor: Fauzaki Aulia

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler