Sektor Property China sangat Berpeluang Menekan Kinerja Ekonomi Global

- 27 Agustus 2023, 22:35 WIB
ILUSTRASI Property
ILUSTRASI Property /DOK. PIXABAY/

DETAKSUMUT.ID - Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin mengatakan ada banyak data ekonomi penting yang akan dirilis selama sepekan ke depan. Namun, testimoni yang disampaikan oleh Gubernur Bank Sentral Amerika Serikata (AS) Jerome Powell, di akhir pekan sebelumnya sempat memicu terjadinya tekanan di pasar keuagan.

"Karena Bank Sentral AS masih memberikan sinyal kenaikan bunga acuan di masa yang akan datang," jelas Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Minggu 27 Agustus 2023.

Di sisi lainnya, kata Benjamin, sepekan ke depan kita akan disuguhkan ragam data ekonomi penting. Dan yang paling utama adalah rilis pertumbuhan ekonomi AS dan India di kuartal kedua. Serta rilis laju tekanan inflasi di tanah air untuk bulan Agustus.

Baca Juga: Pengamat Ekonomi :  Data Beras Sumut Butuh yang Valid, Guna Menghasilkan Solusi Harga Beras

"Data pertumbuhan ekonomi AS dan India diproyeksikan membaik nantinya. Ekonomi AS dikuartal kedua diprediksi membaik di kisaran level 2.4% YoY, dan ekonomi India diproyeksikan mampu tumbuh diatas 7.5% secara YoY di kuartal kedua," jelas Pengamat Ekonomi itu.

Menurut Benjamin, data pertumbuhan ekonomi yang membaik tersebut akan menjadi kabar baik bagi pasar keuangan khususnya pasar saham. Indeks Hatga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang membaik selama perdagangan sepekan kedepan.

"Walau demikian kinerjanya masih kesulitan untuk menjauh dari posisi penutupan akhir pekan sebelumnya. IHSG berpeluang bergerak di kisaran 6.850 hingga 6.970," imbuhnya.

Baca Juga: Ekonomi Sumut Tumbuh di atas 5%, Pemilu dan Bansos Motor Pertumbuhan Selanjutnya

Untuk kinerja mata uang rupiah, lanjutnya, bayang kenaikan bunga acuan The Fed masih akan tetap menghantui pasar. Rupiah diproyeksikan menguat selama sepekan ke depan dalam rentang 15.150 hingga 15.250 per US Dolar.

"Yang perlu diwaspadai selama sepekan ke depan adalah rilis data inflasi di AS. Sejauh ini inflasi inti di AS diproyeksikan naik. Yang bisa mendorong penguatan mata uang US Dolar dan pelemahan harga emas dunia," kata Benjamin.

Akan tetapi, sambungnya, selain peforma data ekonomi yang lebih mendukung penguatan pasar keuangan selama sepekan kedepan. Pelaku pasar perlu mewaspadai perkembangan ekonomi China yang terpuruk belakangan ini.

"Sektor property China sangat berpeluang menekan kinerja ekonomi global, terlebih perusahaan property raksasa china mengalami kebangkrutan," kata Benjamin.

Di sisi lain, jelasnya, harga emas juga berpeluang menguat dalam rentang $1.900 hingga $1.930 per US Dolar. Harga emas diperkirakan masih akan bergerak dalam rentang yang terbatas. Seiring dengan kekuatiran pasar akan kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS.***

Editor: Abdul Rahim Daulay


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah